Aku pikir cinta akan berakir selalu bahagia
Kayak di drama korea
Cewek biasa akan dapat suami orang kaya dan ganteng haha..
Maafkan atas kenaifanku selama ini
Saat aku paham bahwa apa yang kita perjuangkan terkadang harus kita iklaskan
Atau apa yang kita inginkan akirnya akan sama saja seperti apa yang telah kita miliki
Maafkan atas kenaifanku selama ini
Saat aku menikmati bukan karena aku ingin
Saat aku tertawa bukan karena aku bahagia
Aku menjadi aku lalu menghilang menjadi apa yang kalian mau
Maafkan kenaifanku selama ini
Aku pikir tangis selalu sedih
Marah selalu kecewa
Dan aku selalu cemburu
Manusia selalu punya alasan untuk tidak bersyukur
Manusia selalu punya pembenar untuk setiap kesalahan
Maaf kenaifanku selama ini
Saat aku berdoa karena aku mau ini itu
Bukan karena aku butuh
Saat aku memberi karena aku ingin mendapatkan kembali
Bukan karena aku peduli
Maafkan kenaifanku selama ini
Saat aku meniknati nikmat hidup dalam Allah tuhanku
Lalu aku masih saja sibuk menanyakan cinta dalam hidupku
Maafkan kenaifanku selama ini
Hari ini tepat 7 hari sebelum usia ku berkurang lagi
Siapa tau kematian akan datang begitu cepat
Bahkan teman ku saja ada yang dipanggil Allah sebelum usianya tergenapi 25 tahun
Siapa tau jika kematian akan mengajarkan bagaimana hidup harus tetap hidup
Bagaimana bahagia adalah tetap bahagia
Dan bagaimana syukur harus tetap syukur
Maafkan betapa naifnya selama ini
Saat aku melafalkan
Maka nikmat Allah mana lagi yang kau dustakan?
Tapi aku masih saja mempertanyakan kebahagiaan
Kamu tau ? Apa yang membuatku begitu merasa naif
Saat aku mencoba mengkonfirmasi antara dosa dan menghitung kebaikan dalam waktu yang sama
Ini bukan soal neraka atau syurga
Ini soal aku mencoba memanipulasi jiwaku untuk tetap naif
Aku paham dosa ku sekeras apapun aku mengingatnya siapa mampu menuliskan detailnya bahkan uang tertulis di dalam hati dan pikiran saja aku lupakan.
Bagaimana bisa aku mengkonversi kebaikan menjadi suatu negosisasi
Maafkan kenaifanku selama ini
Saat shalat masih saja telat
Tapi aku sibuk mendebat teman yang telat datang dalam janjinya
Saat ngaji masih saja jauh dari fasih
Dan hafalan masih tak beraturan
Tapi masih saja merasa paling mengerti
Maafkan kenaifanku selama ini
Saat aku paham betul bahwa namanya telah ditulis oleh Allah di lahulmahfudz tapi masih saja aku bertanya siapa dia?
Bodoh sekali
Aku menginginkan banyak hal dalam membayangkannya
Seakan aku ragu kalau jodoh sudah ada porsinya sudah ada tempatnya
Jika Allah tak menutup segala kurangku
Segala salahku
Jika Allah tak menjanjikan bahwa setiap hal diciptakan berpasang pasangan
Bukankah harusnya aku tak perlu ragu
Keimananku akan menunjukan siapa jodohku
Ah keimanan
Naif sekali
Bahkan keimanan ku saja masih diraguin
Maafkan kenaifanku selama ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar